Anggota DPRI RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Imas Aan Ubudiah
JAKARTA/Kalampriangan.com – Imas Aan Ubudiah Anggota DPR RI dari fraksi Partai Amanat Bangsa (PKB) yang akrab di sapa teh Imas menggelar Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Perempuan Bangsa dan Workshop Anti Pencabulan di Pesantren, bertempat di Grand Hotel Syahid jakarta Pusat yang di laksanakan 2 hari yaitu pada tanggal 29 – 30 Agustus 2025.
Kegiatan tersebut di hadiri dari pengurus DPW Tiap provinsi, aktivis perempuan dari berbagai organisasi dan perwakilan nyai nyaina dari tiap pesantren Kabupaten/ Kota se Indonesia
Imas Aan Ubudiah yang akrab di sapa teh Imas selaku ketua Pelaksana menyampaikan bahwa, kegiatan ini lahir dari keprihatinan kita semua yaitu kasus pencabulan yang dilakukan oleh oknum pendidik maupun tenaga medis, khususnya yang terjadi di berbagai daerah.
“Ini telah melukai hati kita, menghancurkan rasa aman masyarakat, dan merusak masa depan generasi bangsa. Kenyataan pahit yang tidak boleh kita diamkan,” ujar Teh Imas dalam sambutannya.
Imas mengungkapkan, sebagai seorang perempuan, seorang ibu, sekaligus sebagai bagian dari amanah rakyat, saya merasa terpanggil untuk memastikan bahwa anak-anak kita, generasi kita, tidak boleh hidup dalam ketakutan. Kita harus tegak berdiri bersama, memastikan ruang pendidikan, pesantren, maupun pelayanan kesehatan menjadi ruang aman, bukan ruang ancaman.
“Saya berharap kita dapat membangun kesadaran kolektif, memperkuat komitmen moral dan spiritual, serta merumuskan langkah-langkah strategis. Mulai dari advokasi kebijakan, pencegahan di lingkungan keluarga dan pesantren, hingga pendampingan korban serta penegakan hukum yang lebih tegas terhadap para pelaku,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini sambung Imas, tidak hanya berhenti pada diskusi. Dari hasil pertemuan ini menjadi rekomendasi nyata, yang bisa kita dorong bersama kepada pemerintah, DPR, aparat penegak hukum, dan masyarakat luas. Karena melawan pencabulan bukan hanya tugas aparat, tetapi tugas kita semua sebagai bangsa yang beradab.
“Kehadiran para aktivis, para nyai, serta semua peserta yang hadir di sini, untuk bisa melahirkan gerakan bersama yang berlandaskan nilai agama, budaya, dan kemanusiaan. Sebuah gerakan untuk memastikan bahwa perempuan dan anak-anak Indonesia benar-benar terlindungi, dihargai, dan dimuliakan,” tandasnya. (Husni).