Jumat, September 12, 2025
Google search engine
BerandaKalamNewsLangkaan LPG dan Pertalite di Pelosok, Rakyat Kecil Jadi Korban Tata Kelola...

Langkaan LPG dan Pertalite di Pelosok, Rakyat Kecil Jadi Korban Tata Kelola Energi

anggota DPR DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Hj. Imas Aan Ubudiah, M.Pd., Komisi VI dalam rapat dengar pendapat bersama pertamina, Kamis (11/9/2025) jakarta

JAKARTA/Kalampriangan.com Kelangkaan LPG 3 kg dan sulitnya akses terhadap Pertalite semakin menekan kehidupan masyarakat di pelosok. Di wilayah Garut Selatan dan Tasik Selatan, harga gas melon bisa menembus Rp25.000 hingga Rp30.000 per tabung—jauh di atas harga eceran tertinggi (HET).

Hal itu disampaikan anggota DPR DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Hj. Imas Aan Ubudiah, M.Pd., Komisi VI dalam rapat dengar pendapat bersama pertamina, Kamis (11/9/2025) jakarta

“Sementara itu, Pertalite di lapangan mencapai Rp12.000 hingga Rp14.000 per liter. Ironisnya, karena ketersediaan Pertalite sering tidak ada, rakyat kecil di pelosok justru terpaksa membeli Pertamax yang harganya lebih mahal, padahal mereka seharusnya menikmati subsidi BBM,” terang Teh Imas

Ia menyebutkan bahwa, mayoritas warga di wilayah tersebut adalah petani, nelayan, dan buruh kecil dengan penghasilan rendah. Kondisi ini jelas bertolak belakang dengan amanat Pasal 33 UUD 1945, yang menegaskan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Energi bersubsidi bukanlah barang dagangan biasa, melainkan hak rakyat kecil yang harus dijamin ketersediaannya oleh negara.

“Pemerintah bersama BUMN energi didesak segera memperbaiki tata distribusi, menutup ruang permainan oknum, dan memastikan LPG 3 kg serta Pertalite benar-benar sampai ke masyarakat pelosok dengan harga sesuai HET,” tegas Imas

Menurutnya, negara tidak boleh kalah oleh mafia energi. Energi adalah kebutuhan dasar, dan penyediaannya dengan harga terjangkau menjadi bukti nyata hadirnya negara dalam melindungi rakyatnya. (Husni)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments