BAZNAS Garut Gelar Rakor Guna Pemutihan Muzaki dan Potensi ZIS

0
50

GARUT/Kalampriangan.com – Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kabupaten Garut menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Unit Pengumpul Zakat (UPZ) bertemakan “Pemutahiran Data Muzaki dan Potensi Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Garut” bertempat di Aula BAZNAS Garut, Jalan Pramuka, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Rabu (29/10/2025).

Kegiatan rakor tersebut dihadiri seluruh pengurus UPZ dari berbagai instansi pemerintah daerah Kabupaten Garut.

Ketua BAZNAS Garut Abdullah Effendi usai rakor mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari hasil audit syariah yang merekomendasikan agar setiap Muzaki memperoleh bukti setor zakat dan data pengumpulan dapat diperbaharui secara berkala.

“Kami menerapkan hasil rekomendasi audit syariah, karena sebagian UPZ belum menyetorkan data Muzaki secara lengkap,” ujarnya.

Ia menjelaskan banyak keterlambatan, karena prosesnya sudah pro-sistem, sehingga nama- nama Muzaki belum tersertakan seluruhnya.

“Pada saat ini data zakat sudah terintegrasi dengan Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD). Ini menjadi salah satu indikator dalam Indeks zakat Nasional (IZN) yang diukur oleh Bappeda dan Komite Daerah Ekonomi dan Ekonomi syariah,”katanya

Untuk itu lanjut Abdullah, Zakat ini menjadi indikator penting sistem ekonomi syariah, jika terukur dalam IZN, maka pemerintah daerah dan KDEKS bisa menilai sejauh mana zakat berperan dalam pengentesan kemiskinan dan peningkatan kesehatan masyarakat.

“Zakat dari kalangan ASN di Kabupaten Garut mencapai sekitar 30 persen atau 7000 dari 20 000 ASN dan P3K yang aktif berzakat melalui BAZNAS,” katanya.

Abdullah menyebutkan bahwa kita sudah memiliki Perbupnya yang mengajukan ASN untuk menyalurkan zakatnya melalui BAZNAS, walaupun tidak bersifat memaksa. Tahun 2025 kuartal IV pengumpulan zakat di Kabupaten Garut mencapai Rp 5 miliar lebih, infak Rp 3 miliar dengan target keseluruhan Rp 18 miliar. Namun, terjadi penurunan terutama dari Dinas Pendidikan akibat perubahan sistem perubahan sertifikasi guru yang langsung di transfer ke rekening masing – masing.

“Kita kehilangan potensi sekitar 800 lebih ASN dalam dua tahun terakhir. Target revisi kita pada tahun ini menjadi Rp 11 miliar,” tandasnya. (Udg)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini